
Beautiful Malino 2025: Festival Hits yang Bikin UMKM Panen Rezeki & Generasi Muda Terpesona
GOWA, KABARGOWA.COM – Kalau kamu datang ke Malino minggu lalu, mungkin masih bisa merasakan aroma kopi hangat di udara dingin, suara tawa pengunjung di Hutan Pinus, dan musik yang mengalun lembut di antara pepohonan. Ya, itulah Beautiful Malino 2025, festival tahunan yang sukses membuat ribuan pengunjung terpesona selama lima hari berturut-turut, sejak 9 hingga 13 Juli 2025.
Tahun ini, Beautiful Malino bukan hanya sekadar festival seni dan budaya. Lebih dari itu, ia menjadi ruang untuk menyatukan hiburan, wisata, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Para pelaku UMKM hingga pedagang musiman di dataran tinggi Tinggimoncong merasakan langsung dampak manisnya.
Maliq & D’Essential Jadi Magnet Ribuan Penonton
Malam penutupan (13/07/2025) jadi puncak euforia. Ribuan penonton memadati Hutan Pinus Malino untuk menyaksikan Maliq & D’Essential tampil memukau. Lampu warna-warni menari di antara pepohonan, membuat suasana makin magis.
“Rasanya kayak lagi konser di Bali, tapi versi udara dingin. Super cozy!” kata Fika, pengunjung asal Makassar yang datang bersama sahabatnya.
Kalau kamu suka musik live dengan nuansa alam yang syahdu, Beautiful Malino jelas harus masuk bucket list. Selain Maliq, ada juga penampilan penyanyi lokal yang nggak kalah memukau.
UMKM Lokal: Dari 10 Dus Jadi 60 Dus Mie Instan Ludes!
Cerita menarik datang dari Ibu Nisbah, pemilik Kios Asmal di kawasan wisata Malino. Biasanya, ia hanya menyediakan 10 dus mie instan saat weekend. Tapi selama Beautiful Malino, penjualannya naik drastis.
“Lima hari acara, 60 dus mie laku semua! Bahkan saya sampai tambah empat karyawan untuk melayani pembeli,” ungkapnya sambil tertawa senang.
Fenomena ini bukan hanya terjadi di kios Nisbah. Warung kopi, penjual jagung bakar, hingga pengrajin suvenir juga merasakan lonjakan pembeli.
💡 Mau tahu apa saja oleh-oleh khas Malino yang wajib kamu borong? Baca artikelnya di sini
Bupati Gowa: Festival Ini Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata
Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya saat menutup acara. Baginya, Beautiful Malino bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga mesin penggerak ekonomi masyarakat.
“Festival ini mendatangkan pengunjung dari berbagai daerah. Dampaknya luar biasa bagi UMKM lokal. Inilah potensi utama yang harus terus kita kembangkan,” ujarnya di panggung penutupan.
Ia juga berterima kasih kepada semua pihak, mulai dari Pemkab Gowa, TNI/Polri, hingga event organizer yang memastikan acara berjalan aman dan lancar.
Fashion Carnival: Perpaduan Budaya dan Kreativitas
Salah satu highlight festival adalah Fashion Culture Carnival yang digelar di hari keempat. Jalan-jalan utama Malino dipenuhi parade kostum spektakuler yang memadukan unsur adat, seni modern, dan pesan lingkungan.
Tahun ini, Polres Gowa keluar sebagai juara pertama, disusul Kecamatan Tinggimoncong dan Dinas Pendidikan. Dinas Kesehatan dinobatkan sebagai peserta favorit.
Kenapa Beautiful Malino Jadi Favorit Generasi Muda?
Bukan rahasia lagi kalau Malino sudah jadi tempat healing favorit Gen Z dan millennial. Udara sejuk, hutan pinus yang instagramable, dan kuliner lokal yang lezat jadi kombinasi sempurna.
Rafi, pengunjung asal Luwu, mengaku sengaja datang hanya untuk festival ini. “Capek kerja seminggu, weekend ke Beautiful Malino tuh kayak recharge energi. Musiknya, makanannya, suasananya—semuanya worth it banget.”
👉 Butuh panduan tempat-tempat wisata di Gowa, khususnya Malino? Lihat yang kami rekomendasikan di sini
Dampak Ekonomi yang Luar Biasa
Selain hiburan, Beautiful Malino 2025 terbukti jadi katalisator bagi perekonomian lokal. Para pedagang kaki lima hingga pemilik hotel kecil meraup untung berkali lipat.
Data sementara mencatat peningkatan transaksi UMKM mencapai 150% dibandingkan hari biasa. Bahkan beberapa penginapan melaporkan tingkat okupansi 100% selama festival.
Beautiful Malino: Lebih dari Sekadar Festival
Dengan konsep yang terus berkembang, Beautiful Malino bukan hanya ajang hiburan tahunan. Ia kini jadi identitas pariwisata Gowa, yang menggabungkan seni, budaya, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
“Event ini bukan hanya hiburan, tapi juga ruang silaturahmi, tempat anak muda mengekspresikan diri, dan peluang ekonomi untuk masyarakat,” kata Husniah.