Bangunan BersejarahSejarahWisata

4 Hal Menarik yang Bisa Dilakukan di Istana Balla Lompoa

Museum Istana Balla Lompoa Sungguminasa Gowa
Foto: Wikipedia Bahasa Indonesia

Istana Balla Lompoa secara harfiah dalam bahasa Makassar bermakna rumah besar. Bangunan yang terbuat dari bahan kayu berkualitas ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-35 yaitu I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bontonompo Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin. Istana ini berada di jantung kota Sungguminasa yang dikelilingi oleh ruas jalan Andi Mallombasang, jalan KH. Wahid Hasyim, jalan Istana, dan jalan Habibu Dg Kulle.

Bila dilihat dari luar, Istana Balla Lompoa ini nampak megah dan berwibawa. Tapi bagaimana dengan penampakan bagian dalamnya ? Kapan terakhir kali kamu menginjakkan kaki di bangunan bersejarah tersebut ? Dan pertanyaan yang paling penting adalah apa saja aktifitas yang bisa kita lakukan di kompleks Istana Balla Lompoa ? Berikut hal-hal menarik yang bisa kamu lakukan di Istana Balla Lompoa.

MENYAKSIKAN RITUAL ADAT ACCERA’ KALOMPOANG

Ritual Accera' Kalompoang Kerajaan Gowa
Andi Mappasessu A. Idjo Karaengta Tumabbicara Butta didampingi oleh Bate Salapang dan perangkat Kerajaan Gowa sedang melakukan ritual accera’ dan allangiri’ kalompoang di Istana Balla Lompoa (Foto: Istimewa).

Accera’ Kalompoang merupakan tradisi pencucian benda-benda pusaka kerajaan GowaSulawesi Selatan yang dilakukan turun-temurun dan merupakan tradisi yang sakral oleh masyarakat Gowa. Accera Kalompoang merupakan warisan budaya tak benda yang telah diberikan sertifikat secara resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 10 Oktober 2018. Dalam tradisi tersebut, benda-benda kerajaan dicuci menggunakan air yang diambil dari Bungung Barania dalam kompleks Makam Raja-Raja Gowa di bukit Tamalate. Pada salah satu ritual upacara tersebut juga terdapat penimbangan salokoa atau mahkota emas murni seberat 1768 gram.

Inti dari upacara ini adalah allangiri’ kalompoang, yaitu pembersihan dan penimbangan salokoa (mahkota) yang dibuat pada abad ke-14. Mahkota ini pertama kali dipakai oleh Raja Gowa, Tumanurunga Bainea, yang kemudian disimbolkan dalam pelantikan Raja- Raja Gowa berikutnya. Tradisi ini dilakukan di rumah adat Balla Lompoa yang merupakan istana raja Gowa yang dilaksanakan bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Accera’ Kalompoang dimulai pada saat pemerintahan raja Gowa yang ke-14 I Mangngarangi Daeng Manrabbia yang bergelar Sultan Alauddin, Raja Gowa yang pertama kali memeluk agama Islam. Tidak hanya disaksikan oleh keturunan raja-raja Gowa dan Pemerintah Kabupaten Gowa, masyarakat umum yang berpakaian adat Makassar pada acara tersebut juga dapat menyaksikannya secara terbatas.

MEMPELAJARI WARISAN SEJARAH BUDAYA KERAJAAN GOWA

Museum Istana Balla Lompoa Sungguminasa
Balairung Istana Balla Lompoa. Ruang bagi Raja Gowa menerima tamu-tamu dan melaksanakan ritual Adat Accera’ Kalompoang (Foto: http://www.indonesia-tourism.com).

Istana Balla Lompoa selain berfungsi sebagai ruang bagi pelaksanaan ritual adat-istiadat, juga berfungsi sebagai museum untuk memajang benda-benda pusaka dan benda-benda budaya lainnya. Ada ratusan benda-benda yang memiliki nilai sejarah tinggi yang dipamerkan di istana ini. Di antaranya benda-benda pusaka kebesaran Kerajaan Gowa, pakaian adat khas suku Makassar, alat-alat makan dan minum yang digunakan oleh para raja dan keluarga bangsawan, senjata khas suku Makassar, silsilah atau stamboom Raja-Raja Gowa, La’lang Sipuwe atau Payung Kebesaran Raja, Bate Salapanga atau panji-panji Gallarrang, dan benda-benda lainnya.

MENYAKSIKAN PROSESI PERGANTIAN JAGA PASUKAN TUBARANIA

Museum Istana Balla Lompoa Sungguminasa Gowa
Para Pasukan Tubarania sedang berbaris beriringan membawa Panji / Bate Salapang (Foto: upeks.co.id).

Prosesi pergantian jaga Pasukan Tubarania ri Gowa dilakukan pada tanggal 17 setiap bulan. Pasukan tubarani (ksatria) ini memiliki tugas untuk menjaga kompleks istana Raja Gowa dari gangguan-gangguan sekaligus menjaga ketertiban dan keamanan Istana Balla Lompoa sehingga setiap bulannya dilakukan pergantian jaga. Puluhan pasukan yang menggunakan pakaian adat berwarna merah itu tampil lengkap dengan senjata khas serta panji-panji Kerajaan Gowa, mereka berkirab diiringi tabuhan gendang. Selain itu, pada upacara ini turut memberdayakan kesenian yang ada di Gowa dengan menampilkan beberapa tarian khas Kabupaten Gowa seperti tari ganrang bulo, tari pepe pepeka ri Makkah dan tarian tradisional lainnya. Pasukan Tubarani merupakan salah satu lambang semangat patriotik pejuang dan rakyat Gowa yang menjunjung tinggi dan menghormati kebebasan dan kemerdekaan. Adapun panji-panji yang dibawa oleh pasukan tubarani tersebut tanda pengikat kesetiaan, dedikasi, pengabdian dan tanggungjawab serta rasa kecintaan terhadap Kerajaan Gowa.

MENGAMBIL GAMBAR DENGAN MENGENAKAN PAKAIAN KHAS SUKU MAKASSAR

Museum Istana Balla Lompoa Sungguminasa Gowa
Pasangan calon pengantin sedang melakukan sesi foto prewedding di Istana Balla Lompoa (Foto: escproject.id).

Selain nilai historis yang tinggi, desain arsitektur yang ikonik dari Istana Balla Lompoa juga menarik para warga dan wisatawan melakukan swafoto, dan bahkan sesi pengambilan foto prewedding. Bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin mengabadikan gambar dapat menyewa pakaian khas suku Makassar yaitu jas tutup, songkok nibiring bulaeng, dan lipa’ sabbe (bagi kaum pria). Sedangkan bagi kaum perempuan bisa menyewa baju bodo, lipa’ sabbe, dan perhiasan kepala dan kalung. Layanan penyewaan pakaian khas ini tersedia di bangunan dasar bagian belakang dari Istana Balla Lompoa. Biayanya pun cukup terjangkau.

Nah, demikian hal-hal menarik yang bisa kamu lakukan di Istana Balla Lompoa. Menurut kamu kegiatan apa lagi yang bisa kita lakukan di tempat ini ? Silakan dituliskan di kolom komentar nah, daeng.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button