Bangunan BersejarahKota

Wisata Sejarah Gowa: 4 Tempat Penuh Nilai Budaya

benteng somba opu gowa (1)
Benteng Somba Opu Gowa | smarcity gowakab

Wisata Sejarah Gowa – Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, tak hanya dikenal sebagai wilayah yang subur dan kaya akan potensi alam, tetapi juga memiliki rekam jejak sejarah yang sangat panjang. Pada 17 November 2022 lalu, Gowa merayakan Hari Jadi ke-702 tahun—angka yang mencerminkan betapa tuanya peradaban yang telah tumbuh dan berkembang di tanah ini.

Dari masa kejayaan kerajaan di bawah Bate Salapang hingga era modern yang kini dipimpin oleh Bupati Adnan Purichta Ichsan, Gowa telah menyimpan banyak jejak peristiwa penting, termasuk penyebaran Islam, perlawanan terhadap penjajah, serta perkembangan kebudayaan lokal. Wisata sejarah di Gowa bukan hanya sekadar destinasi pelesir, tapi juga menjadi media pembelajaran yang sarat makna.

Berikut adalah empat wisata sejarah paling ikonik di Gowa yang wajib kamu kunjungi:

1. Masjid Tua Al-Hilal Katangka: Saksi Bisu Masuknya Islam ke Gowa

Masjid Tua Al-Hilal Katangka, atau yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Katangka, adalah bukti nyata awal mula Islam menyentuh tanah Sulawesi Selatan. Masjid ini dibangun pada abad ke-17 oleh Sultan Alauddin, Raja Gowa ke-14, setelah memeluk Islam yang diajarkan oleh Khatib Tunggal Datuk ri Bandang (Abdul Makmur).

MASJID tua katangka gowa
Masjid Tua Katangka, Gowa (Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Masjid ini masih mempertahankan sekitar 80 persen struktur aslinya sejak pertama kali dibangun. Beberapa elemen yang masih otentik antara lain mihrab, mimbar, jendela kayu, lubang angin, serta soko guru (tiang utama penyangga atap). Bahkan, temboknya yang tebal mencapai 120 cm masih berdiri kokoh setelah hampir 400 tahun.

Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol transisi peradaban masyarakat Gowa dari era animisme ke Islam. Letaknya pun sangat strategis, hanya sekitar 500 meter dari Kompleks Pemakaman Raja-Raja Gowa.

2. Kompleks Pemakaman Raja-Raja Gowa: Tempat Peristirahatan Para Sultan

Berjalan kaki sedikit dari Masjid Katangka, kamu akan menemukan Kompleks Pemakaman Raja-Raja Gowa. Tempat ini merupakan cagar budaya seluas lebih dari 12.000 meter persegi yang menjadi tempat peristirahatan terakhir para pemimpin besar Kerajaan Gowa.

Salah satu tokoh paling dikenal yang dimakamkan di sini adalah Sultan Hasanuddin (I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape), Raja Gowa ke-16 yang dikenal sebagai “Ayam Jantan dari Timur” karena perjuangannya melawan VOC.

kompleks-makam-raja-gowa-9
www.eviindrawanto.com

Selain Sultan Hasanuddin, terdapat pula makam Sultan Alauddin (Raja Gowa ke-14), Sultan Malikussaid, Sultan Amir Hamzah, Sultan Mohammad Ali, dan Sultan Abdul Jalil. Bahkan, Raja Tallo ke-6, Sultan Abdullah Awalul Islam, yang pernah menjadi Tuma’bicara Butta (perdana menteri Kerajaan Gowa), juga dimakamkan di sini.

Kompleks ini sering menjadi tempat ziarah sejarah dan spiritual, terutama pada peringatan hari besar Islam dan hari jadi Gowa.

3. Balla Lompoa: Rumah Besar Sang Raja, Kini Menjadi Museum Kerajaan

Nama “Balla Lompoa” dalam bahasa Makassar berarti “rumah besar”, dan memang demikian adanya. Bangunan ini dulunya adalah istana kediaman Raja Gowa dan kini difungsikan sebagai museum yang menyimpan beragam benda pusaka kerajaan.

 

Balla Lompoa terletak di pusat Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, tepatnya di Jalan Sultan Hasanuddin No. 48. Dibangun pada tahun 1936 oleh Raja Gowa ke-35, I Mangimangi Daeng Matutu (Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin), istana ini sempat menjadi simbol perlawanan terhadap salah satu isi Perjanjian Bongaya, yaitu larangan membangun bangunan tanpa izin Belanda.

BACA JUGA: 4 Hal Menarik yang Bisa Dilakukan di Istana Balla Lompoa

Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas tiga hektar dengan ciri khas rumah panggung berbahan kayu. Di bagian belakang, terdapat tembok batu tebal dan pintu kayu kokoh, sedangkan halaman depannya terbuka dengan pagar permanen rendah. Di sampingnya, berdiri megah Istana Tamalate—bangunan yang lebih besar yang dibangun pada masa Bupati Syahrul Yasin Limpo di tahun 1980-an.

Akses ke lokasi ini sangat mudah karena berada di jalur angkot dan diapit oleh empat jalan utama, yaitu Jalan KH. Wahid Hasyim (pintu utama), Jalan Andi Mallombassang (belakang), Jalan Habibu Daeng Kulle, dan Jalan A. Baso Erang.

Di dalam museum, kamu bisa melihat koleksi benda bersejarah seperti mahkota, senjata tradisional, naskah kuno, serta perlengkapan kerajaan lainnya. Acara budaya seperti Songkabala dan Accera Kalompoang pun rutin digelar setiap tahun, menjadikan Balla Lompoa sebagai pusat pelestarian budaya Gowa.

4. Benteng Somba Opu: Simbol Kejayaan dan Perjuangan Kerajaan Gowa

Benteng Somba Opu merupakan salah satu warisan monumental dari masa kejayaan Kesultanan Gowa. Didirikan oleh Raja Gowa ke-9, Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna, pada abad ke-16, benteng ini dahulu menjadi pusat perdagangan sekaligus pelabuhan utama di kawasan timur Indonesia.

benteng somba opu gowa (1)
Benteng Somba Opu Gowa | smarcity gowakab

Terletak di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, benteng ini dulunya ramai dengan aktivitas perdagangan rempah yang melibatkan pedagang dari Asia, Nusantara, hingga Eropa. Namun, kejayaan itu direnggut saat VOC merebut dan menghancurkan benteng ini pada tahun 1669. Sisa-sisa benteng sempat terkubur dan terendam air laut selama ratusan tahun.

Barulah pada 1980-an, sekelompok ilmuwan menemukan kembali lokasi benteng ini. Pada tahun 1990, Pemerintah Daerah Gowa merevitalisasi situs ini hingga kembali berdiri kokoh dan dijadikan destinasi wisata sejarah unggulan.

Kini, kawasan seluas lebih dari 113.000 meter persegi ini menampilkan beragam atraksi budaya. Terdapat rumah adat dari berbagai suku di Sulawesi Selatan dan Barat, wahana Treetop Adventure, serta Museum Karaeng Pattingalloang. Salah satu daya tarik utamanya adalah meriam raksasa sepanjang 9 meter dengan berat mencapai 9.500 kilogram—menjadi bukti kedahsyatan militer Kerajaan Gowa masa lampau.

Mengapa Wisata Sejarah di Gowa Layak Dikunjungi?

Wisata sejarah di Gowa bukan hanya menawarkan bangunan kuno atau foto-foto Instagramable. Lebih dari itu, tempat-tempat ini memuat nilai pendidikan, spiritual, dan nasionalisme yang kuat. Dari Balla Lompoa yang menyimpan pusaka kerajaan, hingga Masjid Katangka yang menjadi titik awal Islamisasi Sulawesi Selatan, semuanya memperkaya pemahaman kita terhadap identitas lokal.

Menelusuri tempat-tempat bersejarah ini akan membuka wawasan kita tentang betapa pentingnya peran Gowa dalam membentuk sejarah Indonesia Timur. Selain itu, fasilitas pendukung yang terus ditingkatkan, akses transportasi yang mudah, serta acara budaya tahunan membuat pengalaman berwisata semakin lengkap.

 Kesimpulan

Jika kamu berkunjung ke Sulawesi Selatan, sempatkan dirimu menjelajahi empat destinasi sejarah ini di Kabupaten Gowa. Setiap tempat menawarkan kisah yang berbeda, dari spiritualitas, perjuangan melawan penjajah, hingga pelestarian budaya.

Gowa bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga cermin perjalanan masa depan—di mana sejarah, budaya, dan pembangunan berjalan beriringan.

Sudahkah kamu menginjakkan kaki di Balla Lompoa atau menatap gagahnya meriam di Benteng Somba Opu? Kalau belum, mungkin inilah saat yang tepat untuk memulainya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button