
Jalangkote: Camilan Khas Makassar yang Unik dan Sarat Budaya
Makassar dikenal sebagai salah satu surga kuliner di Indonesia, dan salah satu camilan khas yang tak boleh dilewatkan adalah jalangkote. Sekilas, jalangkote mungkin terlihat mirip dengan pastel. Namun, jika diamati lebih dekat, camilan ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari kulit hingga cara penyajiannya. Kulit jalangkote lebih tipis dan renyah dibanding pastel, sementara isinya berupa campuran sayuran seperti wortel, kentang, taoge, dan bihun, terkadang dilengkapi daging ayam atau udang. Keunikan lain yang membedakan jalangkote dari pastel adalah saus cuka pedas manis yang selalu menemani, memberikan sensasi segar dan khas pada setiap gigitan.
Sejarah jalangkote berakar dari pengaruh budaya luar yang masuk ke Nusantara, khususnya melalui bangsa Spanyol dan Portugis. Mereka membawa empanada, kue dengan isian daging yang menjadi cikal bakal pastel dan jalangkote. Namun, masyarakat Makassar mengadaptasi resep ini sesuai dengan bahan dan selera lokal, menciptakan jalangkote yang kita kenal hari ini. Saus cuka pedas manis yang melengkapi jalangkote juga mencerminkan preferensi rasa masyarakat Makassar yang menyukai perpaduan rasa segar, pedas, dan asam.
Nama “jalangkote” sendiri memiliki makna menarik yang berakar pada tradisi lokal. Kata “jalang” berarti berjalan atau bepergian, sedangkan “kote” atau “akkote” adalah istilah untuk menggambarkan aktivitas seekor ayam yang bersuara bersahut-sahutan. Nama ini diyakini merujuk pada perilaku penjual jalangkote zaman dulu yang menjajakan dagangannya dengan berjalan kaki sambil berseru atau berteriak menawarkan jualannya secara kencang. Tradisi ini tidak hanya menunjukkan bagaimana jalangkote menjadi camilan yang praktis dan mudah dibawa, tetapi juga bagaimana makanan ini berakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Makassar.
Secara global, jalangkote memiliki kemiripan konsep dengan makanan dari berbagai negara, seperti empanada dari Spanyol, pierogi dari Polandia, atau pasty dari Inggris. Namun, nama dan cita rasa jalangkote tetap unik, merepresentasikan identitas kuliner Makassar. Saus cukanya yang khas, misalnya, sulit ditemukan pada makanan serupa dari belahan dunia lain. Keunikan ini menjadikan jalangkote tak hanya sebagai makanan lezat, tetapi juga simbol budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi lokal.
Bagi Anda yang berkunjung ke Makassar, mencicipi jalangkote adalah pengalaman kuliner yang wajib. Camilan ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mengajarkan kita tentang kekayaan sejarah dan budaya Makassar. Jadi, pastikan Anda menikmati jalangkote lengkap dengan saus cukanya yang khas untuk mendapatkan pengalaman autentik yang penuh rasa dan cerita.