
Kamu pernah ndak, mendengar atau tahu warung ayam kampung yang setiap hari bisa meghabiskan 250 ekor ayam, bahkan sampai 500 ekor pas Ramadan?
Saya awalnya juga tidak percaya, sampai akhirnya diajak teman buat mampir ke Ayam Kampung Bakar Tolping Gowa, warung yang katanya lagi viral di sekitar Makassar dan Gowa. Begitu sampai, aroma asap bakaran langsung nyambut hidung, dagingnya empuk, gurihnya pas, sambalnya pedasnya bikin nagih! Rasanya beda jauh dari ayam broiler biasa.
Mau tahu kenapa warung ini bisa ludes tiap hari? Yuk, baca cerita lengkap pengalaman saya makan di sana—plus tips kalau kamu mau nyoba juga!
Awal Mula Tahu Ayam Kampung Bakar Tolping
Waktu itu, saya lagi main ke rumah teman di Gowa. Tak ada rencana mau kulineran serius, cuma nongkrong santai aja. Sampai akhirnya, muncul pertanyaan pamungkas: “Eh, kita makan di mana ya?” Dari situ, salah satu teman nyeletuk, “Coba makan di Tolping! Katanya ayam kampungnya tiap hari habis ratusan ekor. Pas Ramadan bisa sampai 500 ekor!”
Saya sempat mikir, serius nih? Masa seheboh itu? Tapi rasa penasaran menang, akhirnya kami berangkat. Lokasinya di Jalan Poros Limbung, Kabupaten Gowa, cuma 30 menit-an dari Makassar. Sepanjang perjalanan, suasananya adem, khas daerah pinggiran yang masih banyak sawah dan kebun. Cocok sekali buat ngisi perut sambil santai.
Kesan Pertama: Warungnya Ramai!
Begitu sampai, langsung kelihatan kenapa tempat ini viral. Dari luar biasa saja, tidak ada kesan resto mahal atau dekor fancy. Tapi yang bikin beda: wah ramai sekali! Motor dan mobil parkir penuh, orang keluar masuk bawa bungkusan, dan aroma ayam bakar menyeruak ke mana-mana.
Warungnya semi terbuka, dan yang menarik perhatian adalah cara mereka membakar ayamnya. Posisinya unik, kayak orang lagi tolak pinggang. Dari situlah asal nama Ayam Kampung Bakar Tolping.
Pesan Menu: Dari Bakar Tolping Sampai Pallubasa
Saya pesan satu ekor ayam kampung bakar tolping. Harganya sekitar Rp60.000 per ekor, cukup masuk akal kalau buat sharing bertiga atau berempat. Selain itu, mereka juga punya menu lain kayak Ayam Kampung Paldu dan Ayam Kampung Pallubasa. Tapi waktu itu, fokus saya ya di menu andalan mereka dulu.
Sambil nunggu, sempat ngobrol sama salah satu pegawainya. Katanya, warung ini udah berdiri sejak 2018 dan sekarang bisa habis 250 ekor ayam per hari. Kalau Ramadan? Bisa sampai 500 ekor sehari! Bayangin aja, sebanyak itu dalam sehari.
View this post on Instagram
BACA JUGA: Bakso Raksasa Viral di Bontonompo, Wajib Coba!
Saatnya Mencicipi: Rasa yang Nggak Main-Main
Pesanan datang. Dari tampilannya saja sudah bikin ngiler—kulitnya agak gosong (gosong enak, karena dibakar, bukan karena kelamaan dibakar), bumbunya cokelat keemasan, aromanya wangi khas asap.
Begitu saya coba… wah, ini sangat berbeda dengan ayam bakar biasa. Dagingnya kenyal tapi juicy, gurihnya natural, bumbunya meresap sampai ke dalam. Sambalnya? Pedasnya nagih, bikin pengin nambah terus.
Suasana Makan: Sederhana Tapi Bikin Betah
Yang saya suka dari tempat ini: ndak neko-neko. Tak ada dekor mewah, tak ada gimmick yang berlebihan. Semua serba sederhana, tapi justru itu yang bikin betah. Duduk santai sambil makan, ngobrol santai, dan melihat asap bakaran ayam yang masih ngebul—bikin suasana makan jadi lebih hidup.
Kenapa Bisa Laku Keras Tiap Hari?
Dari obrolan singkat dan pengamatan saya, ini beberapa faktor kenapa Ayam Kampung Bakar Tolping Gowa bisa laris kayak kacang goreng:
- Rasa khas yang beda. Bukan ayam bakar biasa, tapi punya karakter sendiri.
- Pakai ayam kampung asli. Lebih gurih, lebih kenyal, lebih “berisi”.
- Harganya masuk akal. Rp60 ribuan per ekor, pas buat sharing.
- Lokasi strategis. Dekat Makassar, tapi suasananya lebih santai
Layanan Pesan Antar? Ada Dong!
Buat kamu yang mager atau lagi di rumah aja, mereka juga punya layanan pesan antar lewat kurir resmi warung ini atau lewat grab food . Tinggal kontak nomor WhatsApp yang tertera di warung atau di media sosial mereka, nanti ayamnya langsung diantar. Praktis, kan?
BACA JUGA: Coto Sunggu Gowa: Warisan Kuliner Legendaris yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
Kesalahan Pertama Saya: Hanya Pesan Satu Eko!
Ini nih yang bikin ngakak pas pertama kali ke sana. Karena mikir “Ah, pesan satu ekor dulu, siapa tahu rasanya biasa saja,” eh ternyata… kurang! Kami bertiga, dan ayamnya ludes cuma dalam waktu 10 menit. Akhirnya pesan lagi satu ekor, nunggu lagi sekitar 20 menit. Dari situ saya belajar: kalau ke sini ramai-ramai, pesan minimal dua ekor!
Tips Buat Kamu yang Mau ke Sini
Biar pengalaman kamu lebih maksimal, ini tips dari saya:
- Datang lebih awal, terutama weekend atau Ramadan. Biar nggak kehabisan.
- Pesan lebih dari satu ekor kalau ramean. Percaya deh, bakal kurang kalau cuma satu.
- Coba menu lain juga. Jangan cuma terpaku sama tolping, pallubasanya juga enak.
- Bawa teman atau keluarga. Makin rame makin asik.
- Jangan lupa sambal tambahan. Buat yang suka pedas, ini wajib.
Jadi, Worth It Ndak?
Menurut saya? Sangat! Dengan harga yang masih bersahabat, rasa yang khas, dan pengalaman makan yang memorable, Ayam Kampung Bakar Tolping Gowa ini pantas jadi salah satu destinasi kuliner wajib kalau kamu main ke Gowa atau Makassar.
Penutup: Dari Iseng Jadi Rutin
Lucunya, dari yang awalnya cuma iseng diajak teman, sekarang malah jadi kebiasaan. Setiap kali ke Gowa, selalu mengusahakan mampir atau minimal bungkus buat dibawa pulang. Keluarga di rumah juga ikut-ikutan suka.
Jadi, kalau kamu belum pernah coba, jangan tunggu viralnya reda dulu. Cobalah sekarang, bawa teman, dan rasakan sendiri kenapa ayam kampung bakar tolping ini bisa habis ratusan ekor tiap hari