
Coto Sunggu Gowa: Warisan Kuliner Legendaris yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
Menelusuri Jejak Rasa Otentik dari Jantung Gowa
Coto Sunggu Gowa – Jika kamu sedang merencanakan perjalanan kuliner ke Sulawesi Selatan, jangan hanya terpaku pada keindahan sejarah Kerajaan Gowa atau jejak peradaban Islamnya yang monumental. Gowa ternyata juga menyimpan kekayaan rasa yang tak kalah memikat—khususnya lewat sajian kuliner khasnya yang telah melegenda: Coto Sunggu.
Di balik kelezatan Coto Sunggu, tersimpan cerita tentang pelestarian cita rasa, warisan turun-temurun, dan semangat mempertahankan tradisi di tengah gempuran zaman. Inilah potret kuliner Gowa yang tak sekadar memanjakan lidah, tapi juga menghidupkan kembali nostalgia masa lalu.
Coto Sunggu: Perpaduan Cita Rasa, Warisan, dan Filosofi
Coto Sunggu bukan sekadar hidangan biasa. Ia adalah karya rasa yang berasal dari dapur tradisional dengan proses yang tetap setia pada metode leluhur. Kelezatan yang kamu rasakan dalam setiap suapan berasal dari jeroan sapi yang direbus lama dalam kaldu yang gurih dan harum, berpadu dengan ketupat beraroma pandan yang dibuat dengan teknik khusus.

Keunikan Coto Sunggu terletak pada kuahnya yang menggunakan air bekas rebusan beras ketupat—memberikan rasa khas dan tekstur kaldu yang lebih lembut. Tak hanya itu, daun pandan sebagai pembungkus ketupat pun menyumbangkan aroma harum yang menggoda. Kombinasi ini menjadi signature tak tergantikan dari Coto Sunggu.
BACA JUGA: Coto Makkah Gowa: Coto Sehat Rasa Arab
Tungku Kayu Bakar dan Belanga Tanah Liat: Resep Rasa Tak Tergantikan
Keaslian Coto Sunggu dijaga dengan cara memasak yang tak berubah sejak puluhan tahun lalu. Bukan menggunakan kompor gas modern, melainkan tungku tradisional yang masih memanfaatkan kayu bakar (Kayu Bangko) sebagai bahan bakarnya. Kuah coto dimasak di atas belanga tanah liat, memberikan sentuhan rasa dan aroma yang tak bisa didapat dari alat masak modern.

Ini bukan sekadar soal teknik, melainkan bentuk kesetiaan pada warisan kuliner yang dipercaya dapat menjaga rasa otentik coto agar tak pudar dimakan waktu.
Asal-Usul dan Sejarah Panjang Coto Sunggu
Nama “Sunggu” sendiri berasal dari Sungguminasa, ibu kota Kabupaten Gowa—tempat awal berdirinya usaha kuliner ini. Sejarahnya berawal dari tahun 1962, ketika Daeng Ngawing meracik bumbu Coto untuk pertama kalinya. Usaha ini kemudian diwariskan ke putranya, Daeng Bantang, dan kini dikelola oleh cucunya, Haji Mansur Daeng Ngimang, sebagai generasi ketiga.
Resep bumbu yang digunakan tetap dipertahankan secara turun-temurun, tanpa ada modifikasi besar. Konsistensi inilah yang menjadikan Coto Sunggu bukan hanya makanan, tapi juga simbol ketekunan, kesetiaan, dan cinta terhadap warisan keluarga.
Menu Favorit dan Ciri Khas Coto Sunggu
Menu utama di warung ini tentu saja adalah Coto Makassar khas Gowa, lengkap dengan jeroan sapi yang empuk dan kuah kaldu yang kaya rempah. Bagi yang tak terlalu suka jeroan, tersedia juga pilihan daging tanpa jeroan yang tetap menggoda selera.
Yang membuatnya semakin istimewa adalah cara penyajiannya: disajikan panas-panas dalam mangkuk, ditemani ketupat daun pandan, dan sambal tauco yang menambah sensasi pedas-manis-asin gurih dalam sekali gigitan.
Lokasi Strategis dan Daya Tarik Wisata Kuliner
Warung Coto Sunggu berlokasi di Jl. Sultan Hasanuddin No.122, Pandang Pandang, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Lokasinya sangat strategis, berada di jalur utama kota, menjadikannya destinasi kuliner wajib bagi siapa pun yang berkunjung ke Gowa.
Setiap harinya, warung ini menjual antara 200 hingga 300 porsi coto, dan jumlah tersebut bisa dua kali lipat saat akhir pekan. Hal ini menunjukkan betapa besar antusiasme masyarakat terhadap kuliner yang satu ini.
Warisan Keluarga yang Terus Tumbuh
Saat ini, Coto Sunggu telah berkembang menjadi tiga cabang:
- Coto Sunggu 1: dikelola langsung oleh Haji Mansur Daeng Ngimang dan merupakan cabang utama.
- Coto Sunggu 2: dikelola oleh kakak sulung H. Mansur, menawarkan cita rasa yang nyaris identik.
- Coto Sunggu 3: sempat dikelola oleh adik bungsu, namun telah berhenti beroperasi.
Keberadaan beberapa cabang ini menunjukkan betapa kuatnya minat terhadap Coto Sunggu, serta bagaimana satu resep bisa mempersatukan keluarga dalam usaha bersama.
Jam Operasional dan Harga Ramah Kantong
Warung ini buka setiap hari dari pukul 06.00 pagi hingga 23.00 malam. Jadi, kapan pun kamu datang, baik itu untuk sarapan, makan siang, atau makan malam, kamu tetap bisa menikmati sajian istimewa ini.
Soal harga? Sangat terjangkau. Dengan kualitas rasa, porsi melimpah, dan sejarah panjang di baliknya, harga yang ditawarkan sangat bersahabat di kantong, baik untuk warga lokal maupun wisatawan.
Coto Makassar vs. Coto Sunggu: Apa Bedanya?
Meskipun Coto Sunggu termasuk dalam kategori Coto Makassar, tetapi ia memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya. Perbedaan paling mencolok adalah pada:
- Cara masak: Menggunakan tungku kayu bakar dan belanga tanah liat.
- Kuah kaldu: Menggunakan air rebusan beras ketupat.
- Aroma dan rasa: Lebih kaya dan khas berkat penggunaan daun pandan serta rempah-rempah lokal yang diracik turun-temurun.
Kalau kamu pernah mencicipi Coto Makassar di tempat lain, jangan buru-buru menyimpulkan rasanya sama. Coto Sunggu menawarkan dimensi rasa yang berbeda dan lebih mendalam.
Tips Saat Berkunjung ke Warung Coto Sunggu
Berikut beberapa tips agar kunjungan kulinermu ke Warung Coto Sunggu makin maksimal:
- Datang lebih awal – agar tidak kehabisan, terutama di akhir pekan.
- Cicipi sambal tauco khasnya – pedasnya mantap, tapi nggak menyiksa.
- Minta bagian jeroan favoritmu – bisa jantung, babat, atau limpa.
- Ajak teman – karena satu mangkuk pasti bikin nagih dan pengen nambah.
- Jangan lupa foto-foto – spot tungku masaknya cukup instagramable buat yang suka suasana tradisional.
Penutup: Lebih dari Sekadar Makanan, Ini Adalah Identitas
Coto Sunggu bukan hanya makanan khas, tapi juga sebuah kisah hidup. Ia adalah warisan keluarga, simbol kebanggaan daerah, dan daya tarik wisata yang terus hidup dari generasi ke generasi. Keberadaannya menjadi bukti bahwa kekuatan tradisi dan cita rasa otentik bisa bertahan di tengah modernisasi.
Kalau kamu sedang di Gowa atau merencanakan liburan ke Sulawesi Selatan, jangan lewatkan kesempatan untuk menyantap Coto Sunggu langsung dari sumbernya. Percayalah, sekali mencoba—kamu akan mengerti kenapa tempat ini begitu dicintai.
Yuk, jadikan Warung Coto Sunggu sebagai checklist utama dalam perjalanan kulinermu ke Gowa!
📍 Kunjungi di Jl. Sultan Hasanuddin No.122, Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan.
🕐 Buka setiap hari pukul 06.00 – 23.00.
Selamat menikmati cita rasa otentik yang tak akan kamu temukan di tempat lain!