Berita

Al-Quran Berusia 400 Tahun di Gowa: Warisan Islam Unik dengan Tinta Biji Mangga!

Bukti Sejarah Penyebaran Islam di Kerajaan Gowa

Alquran berusia 400 tahun yang tersimpan di Museum Balla Lompoa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi salah satu bukti sejarah penyebaran Islam di wilayah tersebut. Keberadaan Alquran ini tidak hanya mencerminkan perjalanan agama Islam di Gowa, tetapi juga menjadi saksi bisu bagaimana Islam berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14, I Manga’rangi Daeng Manrabia Sultan Alauddin Tumenanga ri Gaukanna.

Keunikan Alquran: Ditulis dengan Tinta Berbahan Alami

Salah satu aspek menarik dari Alquran ini adalah teknik penulisannya yang menggunakan tinta berbahan biji mangga dan tanah liat. Menurut Andi Jufri Tenri Bali, ahli sejarah, budaya, dan keagamaan Museum Istana Balla Lompoa, tinta tersebut dibuat melalui proses yang unik dan alami.

“Biji mangga ditumbuk hingga halus, lalu dicampur dengan tanah liat dan air. Setelah beberapa waktu, campuran ini disaring hingga menghasilkan tinta yang digunakan untuk menulis Alquran,” jelasnya seperti dilansir dari Tribun News.

Teknik penulisan ini menunjukkan betapa teliti dan cermatnya para ulama dan ahli kaligrafi Islam di masa lampau dalam menjaga kelestarian Alquran. Dengan bahan alami yang tahan lama, tulisan dalam Alquran ini tetap terjaga hingga sekarang.

Peran Ulama dalam Penulisan Alquran

Alquran bersejarah ini pertama kali ditulis sekitar tahun 1625 Masehi oleh seorang ulama bernama Syekh Abdullah Asufi. Ia mempelopori penulisan Alquran di Kerajaan Gowa agar menjadi pegangan utama dalam menjalankan ajaran Islam. Penulisan ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh beberapa ahli penulis Alquran pada masa kekuasaan Sultan Alauddin.

Keberadaan Alquran ini sangat penting dalam penyebaran Islam di Gowa, terutama karena pada awal abad ke-17, kitab suci ini masih sulit didapatkan di wilayah tersebut. Oleh karena itu, penulisan ulang secara manual menjadi langkah penting dalam mendokumentasikan wahyu Allah bagi umat Muslim di kerajaan tersebut.

Islam di Gowa: Dari Toleransi hingga Penyebaran Luas

Sejarah mencatat bahwa Islam mulai masuk ke Gowa pada tahun 1603. Meskipun pada saat itu Raja Gowa belum memeluk Islam, ia menunjukkan sikap toleransi terhadap umat Muslim yang datang ke wilayahnya. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan masjid di kawasan Istana Balla Lompoa sebagai tempat beribadah bagi tamu kerajaan yang beragama Islam.

Tahun 1605 menjadi momen penting dalam sejarah Islam di Gowa, ketika Raja Gowa bersama Raja Tallo ke-6 secara resmi memeluk Islam. Sejak saat itu, ajaran Islam berkembang pesat dan menyebar ke seluruh wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa. Alquran yang ditulis pada masa itu kemudian menjadi pedoman utama dalam mengajarkan Islam kepada masyarakat.

Upaya Pelestarian Al-Quran Bersejarah

Sebagai peninggalan bersejarah yang sangat berharga, Alquran ini terus dijaga dan dilestarikan. Beberapa salinan masih tersimpan di lingkungan Kerajaan Gowa, sementara beberapa lainnya telah dikirim ke Jakarta untuk dilakukan pelestarian lebih lanjut oleh para ahli.

“Saat ini, ada tiga Alquran tua yang sedang dikumpulkan dan akan dilakukan upaya pelestarian agar tetap terjaga keasliannya,” tambah Andi Jufri Tenri Bali.

Upaya ini dilakukan agar generasi mendatang dapat terus mempelajari dan memahami sejarah penyebaran Islam di Gowa. Selain itu, perawatan yang dilakukan bertujuan untuk menjaga agar manuskrip kuno ini tidak rusak oleh faktor usia dan lingkungan.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button